Rabu, 21 Desember 2016

Masalah perkembangan Kejiwaan Pada Masa Remaja, Cara Mengatasinya Serta Kontribusi dalam Pendidikan

Masa remaja dimulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Masa remaja juga dicirikan sebagai periode yang penting, sebuah masa peralihan, masa mencari jati diri, usia-usia yang menimbulkan ketakutan, dan masa yang tidak realistik.
            Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Akibat perubahan fisik dan hormonal adalah perubahan dalam aspek emosionalitas. Perubahan hormonal menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan remaja merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu dan ingin berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Untuk mencapai kematangan emosional adalah sangat sulit bagi remaja. Pencapaian kematangan emosional dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan teman sebaya. Dan remaja juga harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional.
            Masa remaja juga sering disebut sebagai masa “badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi akibat dari perubahan fisik dan hormonal. Misalnya masalah yang berhubungan dengan percintaan, bila masalah percintaan berjalan dengan lancar maka remaja akan merasa bahagia tetapi sebaliknya, bila masalah percintaan ini kurang lancar maka remaja akan merasa sedih atau galau. Tetapi, “badai dan tekanan” ini akan berakhir menjelang berakhirya masa remaja. jika remaja ingin mencapai kematangan emosi, ia harus pandai dalam menyalurkan emosinya kearah yang positif.
            Cara mengatasi perubahan emosi pada masa remaja adalah dengan cara misalnya dengan mengikuti ekstrakulikuler teater, karena dengan mengikuti kegiatan teater, remaja dapat mengekspresikan dirinya melalui hal yang positif. Dapat pula mengikuti kegiatan bela diri, karena remaja memiliki emosi yang meluap-luap maka apabila ikut kegiatan bela diri si “emosi” tersebut dapat tersalurkan dengan gerakkan-gerakkan bela diri tersebut. Atau mungkin juga dapat mengikuti kegiatan jurnalistik, remaja dapat menuangkan emosinya melalui tulisan. Dengan cara-cara tersebut emosi remaja dapat tersalurkan dengan baik dan tentunya tidak merugikan orang lain bahkan malah dari emosi yang tersalurkan tersebut dapat menghasilkan prestasi yang baik.
            Sebagai calon guru BK, apabila kita menangani kasus siswa yang emosinya sangat meluap-luap, kita dapat melihat bakat yang ada pada siswa tersebut lalu kita sarankan untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan bakat nya agar emosi yang siswa punya dapat tersalurkan dengan baik dan tidak berdampak negatif bagi dirinya maupun sekitar.
Referensi :
Agustiani, Hendriati. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika ADITAMA.

Hurlock, EB. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar