Rabu, 21 Desember 2016

Bangsa Darurat Moral

Akhlak adalah cermin keimanan, pilar tegaknya tatanan masyarakat yang maju, modal utama untuk menciptakan keadilan, kedamaian dan keamanan. Sebagai umat Nabi Muhammad saw, kita seharusnya mengikuti apa yang dicontohkan Rasul kepada kita, seperti mencontohkan akhlaknya. Pada zaman modern ini, keadaan moral umat sungguh sangat memperihatinkan. Moral tidak lagi terpelihara, akhlak mulia yang luntur dimakan globalisasi. Akibatnya budaya kekerasan, kedzaliman, penindasan dan lain sebagainya melanda masyarakat. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Ahmad Syauqi yang artinya :” Sesungguhnya eksistensi umat-umat itu sangat bergantung pada akhlaknya. Apabila akhlak mereka pudar, maka punahlah eksistensinya.”. Kondisi anak bangsa saat ini sednag mengalami kemerosotan moral. Pergaulan bebas merajalela, perzinahan tidak lagi dianggap sebagai dosa besar, pacaran dianggap sudah menjadi budaya yang tidak pacaran dianggap gak gaul. Padahal pacaran memiliki banyak kemudaratan, sering menimbulkan kejahatan, diantaranya memperkosa, membunuh, aborsi dan lain sebagainya. Narkoba tidak lagi dianggap sebagai barang haram. Merajalelanya kedurhakaan kepada orangtua. Maraknya anak yang membunuh orangtua ataupun sebaliknya. Dalam berpolitikpun tidak terlepas dari korupsi, manipulasi, berbohong, curang dan lain sebagainya. Hukum Allah tidak lagi menjadi pedoman hidup. Akibatnya, pola hidup menjadi bebas tanpa batas dan pedoman.
Lalu siapakah yang harus bertanggungjawab dalam hal ini? Semuanya. Pemerintah dan rakyat harus bertanggungjawab. Dengan mengembalikan tatanan kehidupan yang sesuai dengan aturan syariat. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 55 yang artinya :” Dan Allah telah brejanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yan telah di ridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” Allah menjanjikan kemakmuran, rasa takut diganti dengan rasa aman serta jaminan taufiq dan sukses asalkan kita sebagai hamba-Nya senantiasa menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Tanggungjawab pendidikan anak bukan hanya tugas sekolah saja, melainkan ada peran lingkungan lainnya, yaitu:
1.     Lingkungan keluarga, karena anak paling sering menghabiskan waktu bersama keluarganya. Pengaruh orangtua yang menjadikan anak itu baik atau buruk.
2.     Lingkungan sekolah, anak membutuhkan sekolah untuk bersosialisasi dengan teman. Anak dapat belajar menghargai, menghormati serta bekerjasama dengan teman-temannya. Dengan belajar di sekolah dengan karakter islami maka anak akan mendapatkan guru dan teman-teman yang sholeh(ah) yang dapat mengontrol perilaku dan sikapnya agar tidak terjebak dalam kemerosotan moral.
3.     Lingkungan masyarakat, lingkungan juga mempengaruhi akhlak seorang anak. Apabila lingkungannya baik, maka anak akan cenderung memiliki sifat baik, begitu pula sebaliknya.
Seluruh elemen bangsa harus bertanggungjawab terhadap proses pendidikan generasi umat dan anak bangsa agar menjadi bangsa yang maju sesuai dengan syariat.
Semoga bermanfaat....

Referensi : Majalah As-Sunnah (Upaya Menghidupkan Sunnah) dan fakta yang terjadi dilapangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar