Akhlak adalah cermin keimanan, pilar
tegaknya tatanan masyarakat yang maju, modal utama untuk menciptakan keadilan,
kedamaian dan keamanan. Sebagai umat Nabi Muhammad saw, kita seharusnya
mengikuti apa yang dicontohkan Rasul kepada kita, seperti mencontohkan
akhlaknya. Pada zaman modern ini, keadaan moral umat sungguh sangat
memperihatinkan. Moral tidak lagi terpelihara, akhlak mulia yang luntur dimakan
globalisasi. Akibatnya budaya kekerasan, kedzaliman, penindasan dan lain sebagainya
melanda masyarakat. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Ahmad Syauqi yang
artinya :” Sesungguhnya eksistensi umat-umat itu sangat bergantung pada
akhlaknya. Apabila akhlak mereka pudar, maka punahlah eksistensinya.”. Kondisi
anak bangsa saat ini sednag mengalami kemerosotan moral. Pergaulan bebas
merajalela, perzinahan tidak lagi dianggap sebagai dosa besar, pacaran dianggap
sudah menjadi budaya yang tidak pacaran dianggap gak gaul. Padahal pacaran
memiliki banyak kemudaratan, sering menimbulkan kejahatan, diantaranya
memperkosa, membunuh, aborsi dan lain sebagainya. Narkoba tidak lagi dianggap
sebagai barang haram. Merajalelanya kedurhakaan kepada orangtua. Maraknya anak
yang membunuh orangtua ataupun sebaliknya. Dalam berpolitikpun tidak terlepas dari
korupsi, manipulasi, berbohong, curang dan lain sebagainya. Hukum Allah tidak
lagi menjadi pedoman hidup. Akibatnya, pola hidup menjadi bebas tanpa batas dan
pedoman.
Lalu siapakah yang harus
bertanggungjawab dalam hal ini? Semuanya. Pemerintah dan rakyat harus
bertanggungjawab. Dengan mengembalikan tatanan kehidupan yang sesuai dengan
aturan syariat. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 55 yang
artinya :” Dan Allah telah brejanji
kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yan telah di ridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” Allah
menjanjikan kemakmuran, rasa takut diganti dengan rasa aman serta jaminan
taufiq dan sukses asalkan kita sebagai hamba-Nya senantiasa menaati perintah
dan menjauhi larangan-Nya.
Tanggungjawab pendidikan anak bukan
hanya tugas sekolah saja, melainkan ada peran lingkungan lainnya, yaitu:
1.
Lingkungan
keluarga, karena anak paling sering menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Pengaruh orangtua yang menjadikan anak itu baik atau buruk.
2.
Lingkungan
sekolah, anak membutuhkan sekolah untuk bersosialisasi dengan teman. Anak dapat
belajar menghargai, menghormati serta bekerjasama dengan teman-temannya. Dengan
belajar di sekolah dengan karakter islami maka anak akan mendapatkan guru dan
teman-teman yang sholeh(ah) yang dapat mengontrol perilaku dan sikapnya agar
tidak terjebak dalam kemerosotan moral.
3.
Lingkungan
masyarakat, lingkungan juga mempengaruhi akhlak seorang anak. Apabila
lingkungannya baik, maka anak akan cenderung memiliki sifat baik, begitu pula
sebaliknya.
Seluruh elemen bangsa harus
bertanggungjawab terhadap proses pendidikan generasi umat dan anak bangsa agar
menjadi bangsa yang maju sesuai dengan syariat.
Semoga bermanfaat....
Referensi : Majalah As-Sunnah (Upaya Menghidupkan
Sunnah) dan fakta yang terjadi dilapangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar