Sabtu, 10 Februari 2018

Tips Meningkatkan Komunikasi Dalam Keluarga

Dalam sebuah keluarga, unsur komunikasi adalah hal paling mendasar dan penting. Jika, dalam keluarga komunikasinya ga jalan dengan baik maka, akan sulit menjadi keluarga yang harmonis. Bagaimana tidak, orangtua ingin menerapkan nilai-nilai keagamaan pada anak-anaknya jika komunikasi antar mereka tidak terjalin? Bisa ga tuh kira-kira? Saya yakin ga bisa. Terlebih di zaman yang serba modern ini, yang serba emansipasi wanita, yang serba canggih begini, semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, sudah susah menjalin komunikasi dengan individu lainnya. Dalam sebuah keluarga sekarang bukan hanya ayah saja yang bekerja, tapi ibu juga bekerja. Kerjanya ga tanggung-tanggung selalu sampai larut malam. Kebayang ya komunikasi sama anaknya sesepi apa? Duhhhh. Atau adapula ayahnya yang bekerja sampai larut malam untuk mencari nafkah dan tidak menjalin kelekatan dengan anaknya meskipun ibunya tidak bekerja. Kalo udah gini, anak pasti dapat pola asuh yang keliru. Ada beberapa tips meningkatkan komunikasi dalam keluarga, yaitu :
            ~ Mari tinggalkan kekeliruan yang kemarin (yang sudah terlanjur terjadi) dan mau berubah. Pola asuh yang salah dan sudah terlanjur ‘ditelan’ anak harus ditinggalkan, dijadikan pembelajaran kedepannya dan diniatkan untuk mau merubah pola asuh kearah yang lebih baik. Intinya, dikonsep ulang pola asuhnya sesuai diri anak masing-masing.
            ~Ibu dan Ayah saling bekerjasama. Waktu buat anaknya aja bareng-bareng, masa udah ada anaknya ga diurus bareng-bareng?. Perlu diingat, tugas seorang ayah bukan sekedar cari nafkah diluar rumah! Tapi juga mengurus atau mendidik anaknya. Karena, didikan seorang ibu dengan didikan seorang ayah itu berbeda. Dan anak perlu keduanya. Mari saling bekerjasama, agar tercipta keluarga yang sakinah mawaddah dan rohmah serta menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
            ~Baca bahasa tubuh anak  dan tebak perasaannya. Jangan jadi orangtua yang tidak peka sama bahasa tubuh dan perasaan si anak. Karena tidak selamanya anak mau mengungkapkan dengan kata-kata apa yang ia rasakan saat ini. Contohnya pola asuh yang salah:
Ketika anak pulang sekolah, ia langsung melempar sepatu, tas, seragam, lalu masuk kamar dengan wajah yang kesal, cemberut lalu menutup pintu dengan menggebraknya. Ibunya langsung merepet ngotjeh “ADUHHH KAMU GAK BISA YA NARO BARANG-BARANG DITEMPATNYA, BARU SAJA IBU SELESAI BERESKAN RUMAH!!!” terus si ibu gedor pintu kamar anaknya “HEY!!! GA DENGAR IBU NGOMONG HAH?!”. Coba menurut kalian gimana tuh perasaan si anak? Nambah bikin rued ga sih ya?. si ibu ini ga bisa baca bahasa tubuh dan tebak perasaan anaknya.

Contoh yang bener:
Ketika anak pulang sekolah, ia langsung melempar sepatu, tas, seragam, lalu masuk kamar dengan wajah yang kesal, cemberut lalu menutup pintu dengan menggebraknya. Ibunya cuma diem tapi sambil mengamati bahasa tubuh si anak. Ibu membiarkan emosinya anak reda dulu sekitar 5 menit. Lalu ketuk pintunya, izin baik-baik boleh masuk atau ga. Nanti pasti dibukain pintu. Terus duduk disampingnya sambil sentuh terus bilang “adek lagi kesel ya?”. (umpamanya kita bikin saluran got buat dia mengalirkan emosinya). “Iya bu, PR adek ketinggalan:(“. Ibunya kasih respon yang seolah-olah ibu berpihak sama anaknya “yaAllah ketinggalan PR ya dek, berarti adek ketakutan banget ya, takut disetrap sama pak guru.” Dengan gitu, si anak merasa ada yang ngerti sama perasaan dia. “iya bu:(“. Abis itu, si ibu tebak perasaan si anak atau tanya “terus perasaan adek gimana?”. Nanti si anak jawab “malu bu, pas adek disetrap teman adek yang lain pada ketawain adek:(, terus bu, adek kesel uang jajan adek hilang jadi adek ga jajan:(“. Setelah denger ceritanya, emosi si adek udah masuk di ‘saluran got’ yang udah kita buat tadi maka, ibu kasih pelukan terus bilang “ohh.... oke. Sekarang kita makan dulu ya.” ingat ya jangan langsung kasih nasehat, jangan!. Kasih nasehatnya waktu sore harinya atau malam harinya. Jangan pada saat itu.
            ~Hindari penggunaan 12 gaya populer saat mengasuh anak.
12 gaya populer itu apa aja sih? Memerintah, menyalahkan, merendahkan, mencap, membandingkan, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur, menyindir, menganalisa, mengkritik. *selengkapnya bisa di baca pada artikel di blog saya dengan judul “12 gaya populer pola asuh orangtua*


Kesimpulannya, kalo komunikasi sudah terjalin dengan baik antara orangtua dan anak maka ketika si anak ada masalah atau emosinya sedang naik kita orangtua akan lebih mudah untuk mengorek masalahnya, menenangkan perasaanya, menebak perasaan dan membaca bahasa tubuhnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar