Ada pengalaman dari orangtua baru, mereka memiliki 2 anak. Anak pertama sebut saja aa berumur 2,5 tahun dan anak kedua sebut saja namanya ss berumur 1,5 tahun. Si aa
ini emang hobinya ‘ngamuk’ kalo ga diturutin pasti ngambek, ngambeknya ini
subhanaAllah parah banget bisa sampe teriak-teriak sepanjang hari ga berenti,
terus ditambah mukul-mukul atau gigit orang dan lempar barang. Kelihatan sekali
orangtuanya tidak punya cara untuk mengatasi tantrum anak ini. Seringkali
orangtua kalah dengan tantrum anak, yang berujung mengabulkan permintaan anak
tersebut. ya kalo udah gini sih repot ya. Kemarin, saya menyempatkan bermain dengan 2 anak ini. Awalnya sih masih ok ya moodnya buat main. Tapi, lama-lama si aa
ini naik-naik jendela rumah kemudian bergelayutan disana yang tangannya hanya
berpegangan pada tralis jendela (kebayang ya, gelayutan macam onyet gitu) dibawah jendela tersebut tidak ada
alas apapun kecuali lantai (posisinya kita main di teras rumah). Ayahnya
melarang si aa biar ga naik-naik jendela bahaya nanti jatuh. Tapi, subhanaAllah
si aa ini lebih galak dari ayahnya, dia langsung teriak-teriak parah berisik.
Terus si ayahnya reflek nurunin si aa kan dari jendela. Buset dahh itu si aa
langsung guling-guling di lantai teriak-teriak lempar-lempar sendal. Terus
ayahnya kasih nasehat blablabla. Tapi ga mempan, malah ayahnya kena gigitan si
aa ini. Terus ayahnya keluarkan jurus terbaik yaitu dengan pura-purang menyentil
anaknya dengan jari (posisi jarinya udah ancang-ancang). Saya, sama ibu saya
udah ga tau mau ngapain kalo kata ibu sih ini anak kudu dirukiyah wkwk. Terus
tiba-tiba ibunya si aa keluar (btw ibunya lagi istirahat karena sedang sakit,
tangannya bengkak parah) langsung meluk si aa ini dan gendong dia
sambil ngomong apa gitu ya ga kedengeran sama saya karena kalah sama teriakan
si aa ini. Ujungnya memang si aa ini bisa tenang, tapi tapi tapi, ia jadi marah
sama ayahnya gamau bicara sama ayahnya. Dan perilaku ini kadang suka dicontoh
sama adeknya. Rempong ya cyn:(
Saya ambil materi ini dari youtube
dengan narasumber ibu Elly Rusman (Psikolog Anak). Sebelumnya saya akan
menjelaskan tentang tantrum terlebih dahulu. Tantrum adalah fase ketika anak Anda mengalami kemarahan luar biasa
dengan karakteristik frustasi, dilanjutkan dengan menangis, berteriak, dan
pergerakan badan yang berlebihan, termasuk melempar barang, menjatuhkan diri ke
lantai, dan lain-lain. Ketika anak tantrum, para orangtua suka sengaja
atau tidak sengaja malah mengimi-imingi anak dengan hal lain, misal “jangan
nangis, nanti umi belikan mainan.” Ini bahaya ya, karena nanti si anak bakal
keterusan kalo kemauannya dia ga diturutin maka kuncinya tantrum aja nanti juga
dibeliin, simple kan. Anak akan tantrum karena mengharapkan janji yang orangtua
buat. Mengasuh anak udah pasti membentuk kebiasaan anak. Ketika anak tantrum
maka orangtua harus mententramkan anak, tidak selamanya apa yang anak inginkan
itu bisa didapatkan. Kemudian bentuk kebiasaan pada anak artinya orangtua beri
pengertian. Orangtua harus sabar dan mampu mengendalikan situasi. Mengendalikan
situasi ini artinya jangan mau kalah sama anak. Kalo kita kasih menang si
tantrum anak pada usia 2,5 tahun ini, gimana kalo usianya udah 8,9,10 tahun
bakal kalah kita sama anak. Apabila tantrumnya parah sekali hal yang harus
dilakukan Abi atau Umi adalah peluk si anak dengan erat jangan mau kalah tapi
jangan naikan suara kita. “Abi atau Umi sayang sama aa. Aa ga booleh gitu, aa
melukai diri sendiri, (pake nada yang lembut ya jangan ikutan emosi juga) ok
yuk kita main ini (pengalihan).” Pelukan dan kata-kata lembut yang dikeluarkan
sangat berpengaruh pada anak. Nah kalo emosi anaknya udah stabil udah tenang, baru
deh orangtua kasih penjelasan, jangan malah menjelaskan pada saat anak sedang
emosi itu gaakan mempan malah akan membuat si anak semakin marah.
Tips kalo menghadapi tantrum anak.
Yang pertama, tarik napas 3x tenangkan diri, istighfar. Lalu baca bahasa tubuh
dan tebak perasaan si anak, dengan menebak perasaan si anak maka anak akan
merasa bahwa dirinya dimengerti, merasa dirterima. Kemudian, bertanya pada
anak. “kenapa mau eskrim? Lupa ya, kan Umi udah bilang kalo pilek ga minum
eskrim”. Nanti anak akan merengek “tapi kan enak umi”. Uminya jawab dengan
tegas tapi lembut “iya emang enak ya, kalo bisa umi beliin satu truck tau, tapi
lagi pilek, makan buah saja ya lebih segar (buat pengalihan).” Kalo anaknya
malah nendang-nendang atau pukul-pukul, umi atau abinya harus peluk si anak
yang kencang meski dia mengelak ingin lepas, kita jangan lepas kudu paksa peluk
terus bilang “Abi gak suka aa pukul-pukul (Dengan nada yang lembut ya). Nah
jika, emosi anak sudah tenang, baru deh umi atau abi kasih penjelasan. Yang
paling penting juga jangan pernah main tangan. Dan orangtua jangan mau kalah
sama anak, artinya kendali harus ditangan orangtua.
Semoga bermanfaat ya:) saya paham praktik tidak segampang memahami teori, tapi apasalahnya kita cari ilmu ya yang banyak *cieelah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar