Kadang muncul sikap keras kepala dan gengsi pada sebgaian anak,
baik pada anak yang belum baligh maupu ynag sudah. Jika dimarahi karena
kesalahannya, ia membandel bahkan sering merasa tidak bersalah. Semakin
dimarahi malah semakin nantangin, semakin pasang badan. Terlebih anak pada
zaman sekarang ini, yang cenderung dewasa sebelum waktunya karena mengkonsumsi
informasi yang tidak semestinya mellaui internet, bukan karena sikapnya yang
lebih dewasa tetapi karena pengetahuan yang tidak seharusnya sudah terserap. HP
ataupun sejenisnya sudah menjadi meainan wajib bagi anak.
Lalu, apakah para orangtua harus membiarkan dengan dalih
kasih-sayang? Tentu tidak, ketegasan tetap sanagt diperlukan supaya arah dan
perkembangan anak-anak menjadi mapan, kalo kata bahasa BK mah anak dapat
mencapai perkembangan yang optimal. Tsaaaah hehe. Tetapi apakah ketegasan
berarti harus dengan kekerasan? Tidak. Kekrasan bukanlah solusi terbaik, bahkan
kekrasan justru akan bahnyak menimbulkan perosalan baru, diantaranya dampak
hubungan yang tidak sehat antara orangtua dan anak, lalu sikap anakpun akan
keras kepada orang disekitarnya karena ia mencontoh apa yang orangtuanya
lakukan. Jika sudah demikian, maka rencana pendidikan akan lebih sulit
dilaksanakan.
Cara paling jitu dan harus diutamakan adalah mendidik dengan cara
lemah lembut. Itulah cara yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Bahkan Beliau
mengajarkan umatnya untuk berlemah
lembut kepada siapa saja. Sesuai pada sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya
:”Sesungguhnya, tidaklah kelemahlembutan itu menyatu dengan sesuatu kecuali
menjadikan sesuatu itu menjadi indah, dan tidaklah kelemahlembutan itu tercabut
dari sesuatu kecuali akan menjadikan sesuatu itu menjadi jelek.” Hadits
tersebut menjelaskan bahwa sifat lemah lembut menyatu dengan seseorang, menyatu
dengan tutur kata, tindakan dan perangainya, maka ia akan menjadi orang yang
baik, indah dan menarik. Sebaliknya jika seseorang kehilangan lemah lembutnya
maka, setampan dan secantik apapun ia akan emnjadi amat buruk dan tidak simpatik.
Akan tetapi, sikap kelemah lembutan ini bukan berarti tidak tegas.
Tegas idak berarti kera dan kasar. Jika kepada orang lain, seorang muslim harus
lemah lembut maka mengapa kepada anak sendiri malah bersikap keras dan kasar?
Dengan kelemah lembutan seseorang akan mendapat kebaikan pahala dari Allah SWT
dan kebaikan-kebaikan lainnnya yang banyak. Karena itulah, seharusnya para
orangtua berusaha berkomitmen untutk bersikap lemah lembut dalam mendidik
anaknya, namun tidak kehilangan ketegasan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar