Inner child…
Siapa yang belum tau apa
itu inner child ?
Siapa yang belum tau kalo
inner child yang negatif bisa menghambat langkah kita untuk jadi manusia yang
lebih baik ?
Siapa yang belum tau kalo
inner child yang negatif perlu buat disembuhkan ?
Hayo siapa hayo …
Banyak nanya yak wkwk
*maap
Hulla, welcome back to my
blog :-)🔙
Sudah lama ga
mampir-mampir sini nehh hehe
Okayyy, sesuai dengan 3
pertanyaan diatas, kali ini kita akan sedikit bahas mengenai inner child
negatif.
Inner child merupakan
luka psikologis yang dialami individu dimasa lalu (bukan hanya inul yang punya
“masa lalu” yha) atau yang dialami individu dimasa kecil yang belum terobati
dan terpendam dialam bawah sadarnya.
Inner child juga ada dua
macam, positif dan negatif. Kali ini kita bahas yang negatif yha…
Jadi, inner child tuh
gini temen-temen
…
gitu… hehe (becanda mulu
yak)😝
gini loh, jadi ada sosok
anak-anak yang bersembunyi di dalam hati kita yang letaknya jauh sungguh
jauuuuuh syekale. Nah, sosok anak kecil ini otomatis akan muncul ketika kita
berhadapan dengan masalah. Bener-bener muncul otomatis dah, macem reflek gitu.
paham kan.
Terus apa sih penyebab
inner child ? 💭
Kalo ditanya penyebab sih
banyak yha, tapi biasanya disebabkan oleh kesalahan pola asuh orangtua. NAH
LHOOO….
🙎 Sosok anak kecil ini
adalah diri kita zaman dahulu, bisa berupa kesedihan karena diabaikan😭, bisa
berupa kemarahan karena selalu menjadi samsak pukulan😠, bisa juga kekekcewaan
karena pengkhianatan😢.
Kalo kata teh Febrianti
Almeera, inner child itu bisa dibilang sebagai LUKA PENGASUHAN (Sadis yak),
yang mana luka pengasuhan ini akan menjadi HUTANG PENGASUHAN.
Sama seperti hutang pada
umumnya yang akan meminta pelunasan, kalo ga lunas ya bakal ditagih dong sampe
lunas, lunas 100%.
Apasih hutang pengasuhan,
terus gimana sih nagih hutang pengasuhan ? ih bingung deh…
Example :
saat kita kecil, kita jarang sekali
mendapatkan pelukan dari orangtua, kita jarang dipeluk sama orangtua. Maka,
ketika kita beranjak remaja kita akan menjadi seorang yang “haus akan pelukan.
Lalu kepada siapa kira-kira kita akan meminta pelunasan hutang pengasuhan yang
berupa pelukan tersebut?. Tentu pada selain orangtua kita, bisa kepada teman,
pacar dsb. Kebayang kan kalo minta pelunasan hutang pengasuhan yang “haus akan
pelukan” kepada pacar, lalu pasti akan berlanjut pada … (hal negatif lainnya).
Oke yang tadi cuma
selingan aja beib wkwk. Lanjut…💨
Luka pengasuhan,
Luka pengasuhan beda
banget sama luka fisik. Luka fisik kan keliatan wujudnya ya lebih mudah untuk
diobati semudah ambil plester dan obat merah, selesai. Beda sama luka
pengasuhan. Luka pengasuhan itu ga berwujud alias ghaib wkwk. Kebayang ya, kita
harus sembuhin luka yang ga ada wujudnya. Untuk menyembuhkan luka pengasuhan
sendiri memang agak sulit, kenapa? Kita harus tau dulu lukanya dimana, sedalam
apa lukanya, penyebabnya apa, dsb.
Lah ribet amat, mending
gausah disembuhin dah tuh luka pengasuhan!😈
Eiits, tunggu dulu wkwk
Luka pengasuhan ini apabila
belum di healing atau disembuhkan
tentu saja akan menimbulkan rasa benci yang amat sangat besar kepada sosok yang
menjadi ‘pelaku’. Dengan tetap membenci hanya akan mempertahankan luka bahkan
membuatknya semakin parah. Malah kita akan menjadi semakin handal menjadi sosok
yang dibenci tersebut.
Example:
ketika kita kecil kita selalu mendapatkan
pukulan dari Ayah kita meskipun kesalahan yang dibuat relatif kecil. Selama kita
hidup, kita selalu mendapatkan pukulan tersebut. Lalu, rasa benci kepada Ayah itu
muncul. Ketika kita berkeluarga dan menjadi orangtua, suatu waktu anak kita
melakukan kesalahan yang kecil namun, emsoi kita sebagai orangtua nberlebihan
hingga mendaratkan sebuah pukulan pada anaknya. Hal ini terus terjadi. Bahkan kita
semakin handal dalam memberikan pukulan pada anak karena rasa benci itu masih
tertanam didiri kita.
Selain itu, kalo luka pengasuhan
ini ga disembuhin, yang terjadi adalah kita akan mencetak generasi yang sama
buruknya seperti kita.
Example :
Ketika kita kecil kita selalu mendapatkan
pukulan dari orangtua kita, bahkan tidak hanya pukulan tapi juga dengan
bentakan dan cacian yang kasar. Ketika kita menjadi orangtua, kita akan berlaku
sama kepada anak kita, perlakuan yang kita terima sejak kecil, kita lakukan
lagi kepada anak kita. Kita sebagai orangtua sering memberikan pukulan,
bentakan, cacian yang lebih parah kepada anak kita dari pada apa yang kita
terima dulu sejak kecil oleh orangtua kita. Lalu, ketika anak kita menjadi
orangtua, iapun akan melakukan hal yang sama atau bahkan lebih parah kepada
anaknya. Terus seperti itu berlanjut dari orangtua-anak-cucu-cicit dsb.
Lalu bagaimana?
-Sadar mengalami.
Kita harus sadar dan
terima dulu bahwa kita mengalami hal-hal buruk dimasa lalu yang efeknya terasa
hingga sekarang. Ikhlas dulu. Ketika Allah takdirkan kita memiliki luka
pengasuhan, adalah pasti yang terbaik untuk kita. Karena mungkin Allah ingin
kita menjadi pribadi yang kuat dan lebih baik lagi.
-Sadar apa penyebabnya.
Penyebab inner child
adalah kesalahan pola asuh yang diterapkan orangtua pada kita. Kita hanya harus
tahu penyebabnya apa ya bukan bermaksud untuk menyalahkan apa yang telah
terjadi. Adapun, inner child yang sudah kita terima ini karena keterbatasan
pemahaman orangtua mengenai pola asuh, bukan karena sengaja ingin “merusak”
jiwa anaknya. Saya yakin, ketika sepasang laki-laki dan perempuan bersatu dalam
pernikahan, tidak ada yang berniat untuk merusak anaknya, lalu dengan sengaja
memberikan luka pengasuhan.
-Sadar harus disembuhkan.
Biar apa sih disembuhkan?
Untuk kehidupan yang lebih baik pastinya wkwk. Untuk memutus mata rantai agar
tidak berlanjut ke generasi selanjutnya. Nah, proses penyembuhannya ini
bermacam-macam. Bisa dengan mengikuti workshop gitu selama beberapa hari untuk
menjinakkan inner child negatif kita, ini biayanya lumayan lho hehe. Dan setau
saya ga semua kota ada workshop ini, tapi adalah pasti dibeberapa kota besar seperti
Jakarta, Bandung, dsb *kalo di Serang kayaknya belum ada deh*
Atau kalo mau yang
gretong a.k.a gratis tis tis, ada juga loh. Saya pernah mengikuti salah satu
seminar parenting yang narasumbernya ibu Elly Risman, Psikolog anak. Kata beliau
caranya itu, selepas sholat tahajjud kita berdoa, minta bantuan Allah untuk
bantu memaafkan, mengikhlaskan segala kesalahan pola asuh orangtua yang telah
terjadi, yang mana efeknya sekarang ada di kita. Bilang sama Allah kalo
orangtua kita bukan berniat merusak kita, hanya saja saat itu mungkin mereka
belum mengetahui ilmunya seperti apa. nah, sholat tahajjud plus doanya jangan
cuma sekali, tapi harus rajin terus menerus guys. Emang sih yang paling pas,
setelah kita menjalankan cara kedua ini, baiknya kita mencari orang yang ahli
untuk membantu kita dalam proses healing ini.
So, semangat yakkk hehe.
Btw, maapkeun ya
kadang kalo nulis tentang parenting suka sok tau padahal baru baca teori-teori
orang belum prakteknya hehe. Tapi insyaAllah dengan belajar teorinya dulu,
prakteknya bisa lebih mantap hehe, doakeun:)
Ps: tulisan ini bersumber dari banyak ahli, seperti Ibu Elly Risman, Teh Febrianti Almeera, Teh Ajeng, dsb. *maaciw*
Wassalamualaikum😀
sampai ketemu ditulisan selanjutnyaaaa💃😎
XoXo ❤
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus