Senin, 05 Agustus 2019

Inner Child


Inner child…
Siapa yang belum tau apa itu inner child ?

Siapa yang belum tau kalo inner child yang negatif bisa menghambat langkah kita untuk jadi manusia yang lebih baik ?

Siapa yang belum tau kalo inner child yang negatif perlu buat disembuhkan ?

Hayo siapa hayo …
Banyak nanya yak wkwk *maap


Hulla, welcome back to my blog :-)🔙

Sudah lama ga mampir-mampir sini nehh hehe
Okayyy, sesuai dengan 3 pertanyaan diatas, kali ini kita akan sedikit bahas mengenai inner child negatif.

Inner child merupakan luka psikologis yang dialami individu dimasa lalu (bukan hanya inul yang punya “masa lalu” yha) atau yang dialami individu dimasa kecil yang belum terobati dan terpendam dialam bawah sadarnya.

Inner child juga ada dua macam, positif dan negatif. Kali ini kita bahas yang negatif yha…
Jadi, inner child tuh gini temen-temen
gitu… hehe (becanda mulu yak)😝


gini loh, jadi ada sosok anak-anak yang bersembunyi di dalam hati kita yang letaknya jauh sungguh jauuuuuh syekale. Nah, sosok anak kecil ini otomatis akan muncul ketika kita berhadapan dengan masalah. Bener-bener muncul otomatis dah, macem reflek gitu. paham kan.

Terus apa sih penyebab inner child ? 💭
Kalo ditanya penyebab sih banyak yha, tapi biasanya disebabkan oleh kesalahan pola asuh orangtua. NAH LHOOO….

🙎 Sosok anak kecil ini adalah diri kita zaman dahulu, bisa berupa kesedihan karena diabaikan😭, bisa berupa kemarahan karena selalu menjadi samsak pukulan😠, bisa juga kekekcewaan karena pengkhianatan😢.

Kalo kata teh Febrianti Almeera, inner child itu bisa dibilang sebagai LUKA PENGASUHAN (Sadis yak), yang mana luka pengasuhan ini akan menjadi HUTANG PENGASUHAN.

Luka pengasukan = Hutang pengasuhan


Sama seperti hutang pada umumnya yang akan meminta pelunasan, kalo ga lunas ya bakal ditagih dong sampe lunas, lunas 100%. 

Apasih hutang pengasuhan, terus gimana sih nagih hutang pengasuhan ? ih bingung deh…
Example : 
saat kita kecil, kita jarang sekali mendapatkan pelukan dari orangtua, kita jarang dipeluk sama orangtua. Maka, ketika kita beranjak remaja kita akan menjadi seorang yang “haus akan pelukan. Lalu kepada siapa kira-kira kita akan meminta pelunasan hutang pengasuhan yang berupa pelukan tersebut?. Tentu pada selain orangtua kita, bisa kepada teman, pacar dsb. Kebayang kan kalo minta pelunasan hutang pengasuhan yang “haus akan pelukan” kepada pacar, lalu pasti akan berlanjut pada … (hal negatif lainnya). 

Gini guys *curhat*, saya alhamdulillah atas izin Allah sedang menempuh pendidikan S-1 dalam bidang BK (Bimbingan Konseling)🎓. Tahu kan ya tugas gurbek a.k.a guru BeKa ngapain aja. Saya cukup sering baca kasus-kasus atau menangani kasus tentang kenakalan remaja. Kebayang ya sekarang kenakalan remaja jenis macem levelnya segimana, paciweh, riweh, ruwet. Nah, kalian tahu ga kalo kasus-kasus kenakalan remaja tersebut ketika didalami, kita tarik kebelakang untuk cari penyebabnya, kalian tau kebanyakan sumber atau akar penyebabnya dari mana? Kesalahan Pola Asuh Orangtua

  

Oke yang tadi cuma selingan aja beib wkwk. Lanjut…💨
Luka pengasuhan,
Luka pengasuhan beda banget sama luka fisik. Luka fisik kan keliatan wujudnya ya lebih mudah untuk diobati semudah ambil plester dan obat merah, selesai. Beda sama luka pengasuhan. Luka pengasuhan itu ga berwujud alias ghaib wkwk. Kebayang ya, kita harus sembuhin luka yang ga ada wujudnya. Untuk menyembuhkan luka pengasuhan sendiri memang agak sulit, kenapa? Kita harus tau dulu lukanya dimana, sedalam apa lukanya, penyebabnya apa, dsb.


Lah ribet amat, mending gausah disembuhin dah tuh luka pengasuhan!😈
Eiits, tunggu dulu wkwk
Luka pengasuhan ini apabila belum di healing atau disembuhkan tentu saja akan menimbulkan rasa benci yang amat sangat besar kepada sosok yang menjadi ‘pelaku’. Dengan tetap membenci hanya akan mempertahankan luka bahkan membuatknya semakin parah. Malah kita akan menjadi semakin handal menjadi sosok yang dibenci tersebut.
Example:
 ketika kita kecil kita selalu mendapatkan pukulan dari Ayah kita meskipun kesalahan yang dibuat relatif kecil. Selama kita hidup, kita selalu mendapatkan pukulan tersebut. Lalu, rasa benci kepada Ayah itu muncul. Ketika kita berkeluarga dan menjadi orangtua, suatu waktu anak kita melakukan kesalahan yang kecil namun, emsoi kita sebagai orangtua nberlebihan hingga mendaratkan sebuah pukulan pada anaknya. Hal ini terus terjadi. Bahkan kita semakin handal dalam memberikan pukulan pada anak karena rasa benci itu masih tertanam didiri kita. 

Selain itu, kalo luka pengasuhan ini ga disembuhin, yang terjadi adalah kita akan mencetak generasi yang sama buruknya seperti kita.
Example :  
Ketika kita kecil kita selalu mendapatkan pukulan dari orangtua kita, bahkan tidak hanya pukulan tapi juga dengan bentakan dan cacian yang kasar. Ketika kita menjadi orangtua, kita akan berlaku sama kepada anak kita, perlakuan yang kita terima sejak kecil, kita lakukan lagi kepada anak kita. Kita sebagai orangtua sering memberikan pukulan, bentakan, cacian yang lebih parah kepada anak kita dari pada apa yang kita terima dulu sejak kecil oleh orangtua kita. Lalu, ketika anak kita menjadi orangtua, iapun akan melakukan hal yang sama atau bahkan lebih parah kepada anaknya. Terus seperti itu berlanjut dari orangtua-anak-cucu-cicit dsb. 

Jadi kalo ga disembuhin, mau sampai kapan kita terus terjebak dengan keadaan ini. Ayo lah sadar, dan sembuhin. Mari kita putus mata rantai yang mematikan ini cuyy wkwk. Sekali lagi jangan sampai kita mencetak generasi yang sama buruknya seperti diri kita.


Lalu bagaimana?
-Sadar mengalami.
Kita harus sadar dan terima dulu bahwa kita mengalami hal-hal buruk dimasa lalu yang efeknya terasa hingga sekarang. Ikhlas dulu. Ketika Allah takdirkan kita memiliki luka pengasuhan, adalah pasti yang terbaik untuk kita. Karena mungkin Allah ingin kita menjadi pribadi yang kuat dan lebih baik lagi. 

-Sadar apa penyebabnya.
Penyebab inner child adalah kesalahan pola asuh yang diterapkan orangtua pada kita. Kita hanya harus tahu penyebabnya apa ya bukan bermaksud untuk menyalahkan apa yang telah terjadi. Adapun, inner child yang sudah kita terima ini karena keterbatasan pemahaman orangtua mengenai pola asuh, bukan karena sengaja ingin “merusak” jiwa anaknya. Saya yakin, ketika sepasang laki-laki dan perempuan bersatu dalam pernikahan, tidak ada yang berniat untuk merusak anaknya, lalu dengan sengaja memberikan luka pengasuhan. 


-Sadar harus disembuhkan.
Biar apa sih disembuhkan? Untuk kehidupan yang lebih baik pastinya wkwk. Untuk memutus mata rantai agar tidak berlanjut ke generasi selanjutnya. Nah, proses penyembuhannya ini bermacam-macam. Bisa dengan mengikuti workshop gitu selama beberapa hari untuk menjinakkan inner child negatif kita, ini biayanya lumayan lho hehe. Dan setau saya ga semua kota ada workshop ini, tapi adalah pasti dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dsb *kalo di Serang kayaknya belum ada deh*

Atau kalo mau yang gretong a.k.a gratis tis tis, ada juga loh. Saya pernah mengikuti salah satu seminar parenting yang narasumbernya ibu Elly Risman, Psikolog anak. Kata beliau caranya itu, selepas sholat tahajjud kita berdoa, minta bantuan Allah untuk bantu memaafkan, mengikhlaskan segala kesalahan pola asuh orangtua yang telah terjadi, yang mana efeknya sekarang ada di kita. Bilang sama Allah kalo orangtua kita bukan berniat merusak kita, hanya saja saat itu mungkin mereka belum mengetahui ilmunya seperti apa. nah, sholat tahajjud plus doanya jangan cuma sekali, tapi harus rajin terus menerus guys. Emang sih yang paling pas, setelah kita menjalankan cara kedua ini, baiknya kita mencari orang yang ahli untuk membantu kita dalam proses healing ini. 

So, semangat yakkk hehe.
Btw, maapkeun ya kadang kalo nulis tentang parenting suka sok tau padahal baru baca teori-teori orang belum prakteknya hehe. Tapi insyaAllah dengan belajar teorinya dulu, prakteknya bisa lebih mantap hehe, doakeun:) 

Ps: tulisan ini bersumber dari banyak ahli, seperti Ibu Elly Risman, Teh Febrianti Almeera, Teh Ajeng, dsb. *maaciw*

Wassalamualaikum😀
sampai ketemu ditulisan selanjutnyaaaa💃😎
XoXo ❤ 
 
 



1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus