Siapa yang berani terjun tanpa parasut? Mungkin hanya orang bodoh
yang melakukan itu. Apasih maksud dari terjun tanpa parasut? Menjadi orangtua
itu adalah pekerjaan seumur hidup yang kita tidak dapat resign dari sana
berbeda dengan pekerjaan pada umumnya yang dapat resign kapan saja. Coba deh
kalo kita mau jadi guru saja kita kudu belajar kan? kalo mau jadi arsitek juga
kudu belajar kan? begitupun dengan pekerjaan lainnya, kita kudu menempuh
pendidikan dulu baru bisa kerja dengan maksimal. Lalu bagaimana dengan peran
menjadi orang tau? Kita harus menyiapkan apa sih? Orangtua harus berusaha
semaksimal mungkin untuk menjadi orangtua yang menyenangkan, orangtua yang
dapat membentuk kepribadian anak yang positif. Meskipun sejatinya sekolah untuk
menjadi orangtua itu tidak ada namun, bekal ilmu untuk menjadi orangtua dapat
dipersiapkan sedari sekarang.
Kenapa sih kok gembar-gembor parenting mulu sok banyak ilmu deh
“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan
menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan
anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?” (Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam
Malik t dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (no.
8739); Al-Imam Al-Bukhari t dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385),
Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim t dalam
Kitabul Qadar (no. 2658).
Seorang anak yang menjadikan dirinya islam atau yahudi adalah
lingkungannya (orangtua). Begitupun dengan pola asuh yang dipakai oleh
orangtuanya kepada si anak akan membentuk sikap atau perilaku dia kedepannya.
Orangtua punya peran penting dalam diri anak. Sudah cukup rasanya banyak anak
yang dididik dengan didikan yang salah yang hanya asal didik yang memakai pola
asuh jaman jadul, cukup jangan ada lagi. Bukan kenapa-kenapa ya cuma nantinya
kasian sama si anaknya bakal susah kedepannya kalo dia dapat pola asuh yang
salah, iya kalo si anak ini dapat membenahi ‘sesuatu’ yang salah dalam dirinya,
kalo ngga? Waduuu bahaya cynnn.
Paham ga? Nih contohnya ya. Foo ini anak dari orangtua yang
menerapkan pola asuh yang keras sampe sering pake senjata pukulan, disiplin,
ngekang, sama bentakan. Coba deh tebak, si Foo ini bakal jadi anak kek apa
kedepannya? Foo ini bakal jadi anak yang ga percaya diri, penakut, kalo ngobrol
sama teman nadanya juga tinggi karena setiap hari dia nerima omongan-omongan
dengan nada yang tinggi dari orangtuanya. Kasian ga sih si Foo ini? Otomatis dia
jadi sulit kan untuk menjalani kehidupan ini *cieelah* mau nyoba hal yang baru
aja dia takut, mau ketemu orang aja dia takut, mau ngobrol sama orang baru aja
dia ga percaya diri. Dan si Foo ini akan punya keterampilan sosial yang buruk,
ga bisa bersosialisasi. Separah itu emang efek pola asuh ke anak tuh. Sedih
gasih, yakali nanti generasi mudanya punya sikap atau kepribadian yang negitif,
mau jadi apa?
Satu contoh lagi nih ya, kalo orang tua tidak belajar parenting
sedari dini atau bahkan tidak sadar bahwa parenting itu penting begete.
Kemungkinan besar nanti orang tua tsb bakal menerapkan pola asuh yang ia terima
ketika ia menjadi anak. Jadi pola asuhnya turun temurun gitu loh pola asuh
jadul diterapin ke zaman modern ini. Kira-kira nyambung ga sih? Nilai sendiri
deh ya
Maka dari itu, kuyy temen-temen semua mumpung masih muda hayu cari
ilmunya cari bekalnya biar nanti bisa mencetak generasi yang berkualitas
tentunya yang berbasis Islam biar kewren gicu. Moon maap nih ya, bukan mau
menggurui cuma pengen mengajak aja bareng-bareng belajar. “halah yang belajar
aja belum tentu bisa nerapin ilmunya nanti” iya benar sekali menerapkan teori
pada praktek itu emang ga gampang tapi setidaknya kita ada usaha untuk cari bekal
jadi orangtua yang ketjeh lahir dan batin hehe.
HAPPY PARENTING:)))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar