Orangtua dari balita…
Maafkan kami ya, Nak.
Kami terpaksa menyerahkan
dan membesarkan hanya
dengan pembantu di rumah
saat kamu masih balita.
Kami, kan, sibuk kerja.
Mau bagaimana lagi,
daripada tidak ada yang menjaga?
Kami hanya ingin
memastikan ada yang mengurus kebutuhanmu.
Demi kamu sendiri.
Anak dari lansia…
Maafkan kami ya, Pa-Ma.
Kami terpaksa memakai jasa
panti jompo untuk
menjaga Papa-Mama. Kami, kan, sibuk bekerja.
Mau bagaimana lagi,
daripada tidak ada yang menjaga?
Kami hanya ingin
memastikan ada yang menguruss kebutuhan Papa-Mama.
Demi Papa-Mama sendiri.
_______
Anak : “ Papa, jam
berapa pulang?”
Orangtua : “Papa tidak
tahu, Nak! Kamu tahu, Papa kan sibuk!”
Anak : “Tapi pa, boleh
duduk bentar, ceritakan sebuah kisah untukku!"
Orangtua : “Iya, tapi
Papa tak bisa. Maafkan Papa ya Nak. Papa sudah ada janji di kantor.”
_____
Setelah Papa pensiun…
Orangtua : “Nak, kapan
kamu akan pulang?”
Anak : “Aku tidak tahu,
Pa! Papa tahu, kerjaanku bagitu menyita waktu.”
Orangtua : “Nak, mau
kemana? Boleh duduk bicara sebentar dengan Papa?”
Anak : “ Iya, tapi aku
tak bisa. Maafkan aku ya Pa. aku sudah ada janji dengan kawan.”
____
Orangtua saat kelahiran
anak…
Sungguh perasaan haru
melihat kelahiran anak kami. Oh ya, ustadz,
Ustadzah, apa yang
harus kami lakukan setelah anak kami lahir?
Boleh bantu doakan?
Boleh bantu guntingkan rambutnya?
Boleh bantu aqiqahkan?
Sekalian kalau sudah tumbuh besar nanti
Tolong ajarkan
Al-Quran! Karena kami kurang mengerti,
Kami belum mempersiapkan
ilmu mendidik anak kami.
Insya Allah, bayaran
bisa di belakang!
Anak saat kematian
orangtua…
Sungguh perasaan ini
sedih ditinggalkan orangtua kami.
Oh ya, Ustadz,
Ustadzah, boleh bantu kami mandikan orangtua kami?
Kafankan orangtua kami?
Shalatkan orangtua kami? Kuburkan orangtua jenazah
orangtua kami? Sekalian
nanti kalau sudah selesai tolong tahlilkan
ya, orangtua kami!
Karena kami kurang mengerti, kami belum siap
ditinggalkan orangtua
kami. Insya Allah, bayaran bisa di belakang!
____
Balita : “ ini warna
apa, Ma?”
Orangtua : “ Putih,
sayang”
Anak : “Warna apa?
Orangtua : “Putih…”
Anak : “ Warna apa?”
Orangtua : “Pu…tih…”
Anak : “ Apa?”
Orangtua : “Putih!”
Anak : “ Apa?”
Orangtua : “Aduh..
putih, putih, putih. Jangan Tanya berulang-ulang begitu, Kamu pura-pura nggak
denger ya? Jangan buat Mama kesel, dong!
45 tahun kemudian….
Lansia : “ Ini warna
apa, Nak?”
Anak : “ Putih Mama..”
Lansia : “ Warna Apa?”
Anak : “ Putih…”
Lansia : “ Warna apa?”
Anak : “ Pu… tih…”
Lansia : “ Apa?”
Anak : “ Putih!”
Lansia : “ Apa?”
Anak : “ Aduh… putih,
putih, putih. Jangan tanya berulang-ulang begitu. Mama ini pura-pura nggak
denger apa? Jangan buat aku kesel, dong!
Sumber Buku : Yuk, Jadi
Orangtua Shalih! Karya Ihsan Baihaqi